SinopsisNovel Sastra Lama Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bapaknya bernama Hang Mahmud dan Ibunya Dang Merdu Wati. Apabila dicantumkan suatu nama itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Fabel sage syair gurindam dll. Mereka hanya tinggal di sebuah gubug di Kampong Sungai Duyong.

Pendahuluan Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma disingkat AMJLR adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2019. Film ini disutradarai oleh Edo Putra dan dibintangi oleh Marcella Zalianty, Chicco Jerikho, dan Tara Basro. Film ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita bernama Maria yang ingin memenuhi janjinya kepada ibunya untuk membawa abunya ke Roma. Namun, perjalanan Maria tidaklah mudah karena dia harus menghadapi berbagai macam rintangan dan kesulitan. Kisah Cerita dimulai ketika Maria diperankan oleh Marcella Zalianty harus merawat ibunya yang sakit parah. Saat ibunya meninggal, Maria menemukan sebuah janji yang pernah ia buat dengan ibunya untuk membawa abunya ke Roma. Meski sebenarnya Maria tidak tahu apa arti dari Roma, tetapi dia bertekad untuk memenuhi janji tersebut. Maria pun memutuskan untuk memulai perjalanannya dengan berjalan kaki dari Jakarta ke Bali. Di tengah perjalanan, Maria bertemu dengan seorang pria bernama Joko diperankan oleh Chicco Jerikho yang juga sedang dalam perjalanan yang sama. Keduanya akhirnya saling membantu dan berjalan bersama-sama. Konflik Selama perjalanan, Maria dan Joko menghadapi berbagai macam rintangan dan kesulitan. Mereka harus melewati hutan yang berbahaya, bertemu dengan orang-orang yang tidak bersahabat, dan menghadapi cuaca yang ekstrem. Namun, mereka terus berjuang dan tidak menyerah. Selain itu, Maria dan Joko juga harus menghadapi konflik batin mereka sendiri. Maria merasa sedih dan tersiksa karena harus meninggalkan ibunya dan pergi jauh, sedangkan Joko merasa kecewa dengan hidupnya yang tidak kunjung membaik. Namun, mereka berdua saling menguatkan dan menemukan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri. Klimaks Klimaks cerita terjadi ketika Maria dan Joko akhirnya sampai di Roma setelah melewati berbagai macam rintangan dan kesulitan. Namun, ketika mereka tiba di Roma, Maria merasa kecewa karena tidak menemukan apa yang dia cari. Ternyata, Roma bukanlah tempat yang dia bayangkan sebelumnya. Maria merasa sedih dan kecewa, tetapi Joko menghiburnya dan memberinya inspirasi untuk melihat keindahan dan makna dari tempat yang sebenarnya. Akhirnya, Maria menyadari bahwa perjalanan yang dia lakukan bukanlah hanya sekedar membawa abunya ke Roma, tetapi juga merupakan perjalanan untuk menemukan dirinya sendiri dan makna dari hidupnya. Kesimpulan Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma adalah sebuah film yang menginspirasi dan menyentuh hati. Ceritanya mengajarkan kita tentang kekuatan tekad dan semangat untuk menghadapi rintangan dan kesulitan dalam hidup. Selain itu, film ini juga mengajarkan kita untuk selalu mencari makna dan keindahan dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Traveling

Sinopsis: · - Ave Maria Sebuah keluarga duduk di depan teras rumah, mereka menantikan kedatangan seseorang. Tiba-tiba adik tertawa sambil menunjuk ke arah jalan. Terlihat seorang pemuda dengan baju jas yang robek-robek, dibagian belakang hanya tertinggal benang-benang saja. Sambil tertawa, adik memberi hormat pada Zulbahri yang dinanti-nanti.
67% found this document useful 3 votes5K views15 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes5K views15 pagesDari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke RomaJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. JohnLiborn, University Of Nevada Reno, Science Department, Alumnus. Studies Science, Tugas Bahasa Indonesia, and Sinopsis novel Dari Aver Maria ke jalan lain ke roma karya idrus. Judul buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma No. ISBN 979-407-218-4 Penulis Idrus Penerbit Balai pustaka Cetakan 24 Tahun 2008 Halaman 172 Tebal buku 20,5 cm Abdullah Idrus 21 September 1921 – 18 Mei 1979 adalah penulis dari 5 novel, puluhan cerita pendek, dan beberapa naskah drama. Karena karyanya, penulis asal Sumatra Barat ini bahkan dikukuhkan oleh Jassin sebagai pelopor angkatan-45. Kehidupan susah terjadi di Jakarta, Surabaya, Plered, dan diseluruh pulau Jawa. Semua orang menengadahkan tangan ke langit, meminta rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa , seperti Tuhan lupa memberi mereka rezeki. Setiap tahun padi menguning juga, beras digiling juga … Tuhankah yang salah? Sepenggal penutup dari salah satu cerpen berjudul “Jawa Baru” dalam buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” karangan Idrus membuat saya tertegun beberapa saat. Bak peramal, tulisan tahun 40-an itu bahkan masih relate dengan keadaan sekarang. “Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma” berisikan sebelas cerita pendek dan sebuah naskah drama. Cerita cerita tersebut juga dibagi kedalam 3 bagian berdasarkan “corak” kepenulisan serta waktu kejadian didalam ceritanya. Yaitu, Zaman Jepang, corat coret dibawah tanah, dan sesudah 17 Agustus 1945. Pada bagian zaman Jepang yang terdiri atas satu cerpen dan satu drama ini, Idrus lebih menunjukkan sisi percintaan yang dibalut situasi pergerakan pemuda pada zamannya. Kita akan merasakan romantisme dalam kapsul waktu yang membawa kita ke 78 tahun lalu disaat saudara jauh bangsa ini mulai berdatangan. Salah satunya cerpen Ave Maria, berisikan tentang kebesaran hati Zulbahri, yang ikut pergerakan tanah air dan merelakan pujaan hatinya mencintai pria lain. “Teruskanlah lagu ave maria itu, lagu bahagiamu berdua” Baca jugaResensi 21+ Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Pada bagian kedua yang berisi 7 cerita pendek, Idrus meninggalkan sisi romantisnya, dan pergi menjelajahi kelamnya kehidupan sehari-hari dimasa pendudukan Jepang. Imajinasi dikepala akan terpenuhi oleh bayang-bayang lingkungan kumuh, pribumi yang kekurangan gizi, tindakan represif aparat, korupsi pejabat, dan hal pahit lainnya. Tulisan ini sangat cocok sebagai titik tolak pembelajaran masa kini dimana pemuda diharapkan lebih menghargai jasa pendahulunya dimasa lalu. Proklamasi memang membawa angin segar bagi penduduk Indonesia, namun luka tak bisa sembuh dalam semalam. Di bagian ketiga buku ini, Idrus berkisah tentang keadaan Indonesia setelah 17 Agustus 1945. Kisah epik tentang kepahlawanan rakyat Surabaya terdapat di bagian ini. Membacanya akan merasa sedang berada di medan perang sesungguhnya. Selain itu, cerita favorit saya berada di bagian ini. Kisah sebuah celana pendek. Berisi tentang kemiskinan seorang opas atau penjaga kantor yang memakai celana pendek pemberian ayahnya dengan bangga sampai akhir hayatnya. Baca jugaResensi Buku Kata “tentang senja yang kehilangan langitnya” Pada masa sekarang, buku ini ibarat ukiran goa pada masa lampau negeri ini yang kita baca dan interpretasikan sebagai tonggak sejarah dan bukti pergerakan masyarakat akar rumput pada tanah airnya. Bagi saya, buku ini mengandung nilai sentimentil tertentu, didukung oleh penulisan dengan tata bahasa melayu modern, yang memang lazim digunakan pada zaman itu. Dan jika dibandingkan dengan karya tulis lain dengan tata bahasa yang sama, karya Idrus dalam buku ini lebih mudah dipahami. Namun, bagi saya, cerpen Surabaya memiliki alur yang sedikit njelimet dan terlalu panjang. Namun, hal itu tidak mengurangi nilai epik kisah kepahlawanan tersebut. Dan mungkin beberapa pembaca akan sedikit kesusahan dalam mengartikan kata kata arkais dalam cerita tersebut. Akhir kata, buku ini direkomendasikan untuk dibaca karena memiliki nilai-nilai positif yang dapat membuat pembaca lebih mensyukuri dan menghargai kehidupan sekarang. Penulis Daniel Simanjuntak Comments comments

DariAve Maria ke Jalan Lain Roma Penulis : Idrus Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta Cetakan 2011 176 Hlm. 14.5 x 21 cm Kondisi buku bagus, original, dan bersampul. Harga : Rp. 63.750 (Harga Normal Rp. 75.000) Sinopsis :

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan sebuah buku kumpulan cerpen karya Idrus yang terbit pada sekitar tahun 1948. Sekilas bila kita membaca judul buku tersebut, mungkin kita akan mengira kalau judul buku tersebut merupakan satu kesatuan yang padu. Akan tetapi, buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan sebuah buku yang memuat kumpulan lima belas cerpen dan satu drama sandiwara, yang diawali dari cerpen berjudul Ave Maria dan diakhiri dengan cerpen yang berjudul Jalan Lain ke Roma. Hampir keseluruhan latar tempat dan suasana pada berbagai cerpen di dalam buku ini menggambarkan situasi dan kondisi pada zaman Jepang, dan hanya satu cerpen yang menggambarkan suasana pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, ketika perang pecah antara Sekutu dengan rakyat Indonesia di Surabaya, yang mana termuat dalam cerpen yang berjudul Surabaya. Pada awal pembuka buku ini, kita disuguhkan dengan cerpen Ave Maria. Cerpen Ave Maria mengisahkan cinta segitiga antara Zulbahri, Wartini, dan Syamsu. Zulbahri dan Wartini merupakan sepasang suami-istri yang hidup pada zaman Jepang dan belum memiliki keturunan. Sedangkan Syamsu merupakan adik kandung dari Zulbahri, yang mana dulunya merupakan kekasih Wartini. Pada suatu ketika, Syamsu yang ingin mencari kerja di Jakarta berkata kepada kakaknya, Zulbahri, bahwa ia akan tinggal di rumahnya. Zulbahri sebenarnya keberatan, apalagi ia tahu bahwa adanya hubungan antara Syamsu dengan Wartini. Akan tetapi, karena Syamsu berkata kepada Zulbahri bahwa ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Wartini, akhirnya ia diizinkan oleh Zulbahri untuk tinggal bersama mereka berdua. Sedangkan di akhir buku ini, kita disajikan sebuah cerpen yang amat realistis mengenai kehidupan seorang pemuda yang amat jujur dan amat menderita. Pemuda tersebut bernama Open dalam sebuah cerpen yang berjudul Jalan Lain ke Roma. Cerpen ini menceritakan tentang Open yang pada awalnya berprofesi sebagai guru Sekolah Rakyat, kemudian mualim, lalu pengarang. Adapun alasan Open selalu berganti-ganti profesi ialah karena suka berterus terang. Pada saat menjadi guru di Sekolah Rakyat, Open yang dinasehati oleh ibunya harus selalu berterus terang, bercerita kepada para muridnya bahwa ia habis bertengkar dengan istrinya, yang mana istrinya tersebut membawa-bawa golok. Akibatnya, Open dijuluki guru golok oleh para muridnya. Dan seiring berjalannya waktu, kata 'golok' pun berubah pengucapannya menjadi 'goblok', dan Open akhirnya dijuluki guru goblok. Karena tak tahan diejek oleh para muridnya, Open akhirnya memukul salah seorang muridnya hingga telinganya keluar darah, dan mengakibatkannya dipecat dari pada mulanya kehidupan Open amatlah sengsara, tapi akhirnya ia sadar betul akan perkataan ibunya yang selalu menasehatinya agar selalu berterus terang, hingga pada akhirnya ia dapat menyimpulkan apa yang dimaksudkan oleh ibunya. Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma amat cocok bagi kalian yang senang membaca sejarah bangsa Indonesia. Karena di dalam buku ini penggambaran ceritanya amatlah realis dan menggunakan bahasa Indonesia lama Melayu-Indonesia. Buku ini juga terbilang langka, karena jarang sekali yang menggemari karya sastra lama. Itu tadi merupakan ulasan mengenai sebuah buku kumpulan cerpen karya Idrus yang berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Adapun ulasan saya buat ini bersifat pribadi. Di akhir kata saya ucapkan semoga apa yang saya ulas ini dapat bermanfaat, dan kurang serta lebihnya saya ucapkan terima kasih.
Cerpentersebut terbit dalam buku bunga rampai berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Berkaitan dengan hal itu, cerpen yang peneliti evaluasi adalah "Ave Maria" cetakan ke-22 tahun 2004. Meskipun "Ave Maria", tahun 1948 sudah terbit, permasalahan yang terdapat di dalamnya sangat relevan dengan era saat ini yang superkompleks. February 15, 2023 1024 am . 5 min read Novel Dari Ave Ke Jalan Lain Ke Roma karangan dari Abdullah Idrus ini berisi 11 cerita pendek dan sebuah naskah drama yang di tulis sejak tahun 40-an namun masih relate dengan keadaan zaman sekarang. Penasaran dengan isi buku ini? Kamu bisa baca resensi novel Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma di artikel ini. Karena di artikel ini di jelaskan mengenai sinopsis, unsur intrinsik, ekstrinsik, kelebihan dan kekurangan serta pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Yuk, simak! Identitas Novel Judul NovelDari Ave Maria Ke Jalan Ke RomaPenulisAbdullah IdrusJumlah halaman172 halamanUkuran buku13×20,5 cmPenerbitPT. Balai PustakaKategoriKumpulan CerpenTahun Terbitcetakan ke 20 tahun 2000Harga novelRp. Novel Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma ini merupakan sebuah karya dari Abdullah Idrus yang mulai diterbitkan pada tahun 1945 an oleh PT. Balai Pustaka. Dan buku ini memiliki ketebalan 172 halaman dengan ukuran 13×20,5 cm. Sinopsis Novel Dari Ave Maria Ke Jalan Lain ke Roma Buku ini merupakan kumpulan karya Abdullah Idrus dari sejak kedatangan Jepang tahun 1942 dan sesudah kemerdekaan 1945. Buku ini di bagi dalam tiga bagian bagian pertama berjudul jaman jepang Ave Maria, Kejahatan Membalas Dendam, bagian kedua corat-coret di bawah tanah dengan tujuh tulisan. Dan bagian ketiga dengan judul sesudah tujuh belas agustus 1945 berisi tiga tulisan Kisah Sebuah Celana Pendek, Surabaya, dan Jalan Lain Ke Roma. Pertama di awali dengan kisah Zulbahri seorang yang depresi setelah berpisah dengan istrinya wartini. Ia kemudian seperti orang gila yang tak terurus ia berjalan tanpa tujuan dengan membawa secarik kertas. Zulbahri pun sadar ia menyesal telah menyia-nyiakan diri dalam hidupnya untuk itu ia memutuskan menjadi pejuang dan masuk menjadi barisan untuk nusa dan bangsa. Lalu cerita Kejahatan Membalas Dendam merupakan skenario drama yang terdiri dalam 4 babak. Dan enam pelaku dalam drama itu yaitu Ishak, Satilawati, Kartili, Asmadi putra, Suksoro, perempuan tua atau bibi. Pada bagian kedua Curat-coret Di Bawah Tanah di buka dengan cerita kota harmoni berlatar kereta dengan beragam orang di dalamnya. Saat kolonialisme berkuasa digambarkan adanya perbedaan kelas antara si kaya dan si miskin. Lalu ada cerita pasar malam jaman Jepang yaitu kelicikan jepang dalam menjajah bangsa indonesia. Lalu cerita selanjutnya Sanyo yaitu kisah penasehat tiap tiap departemen pada masa Jepang dan masih banyak lagi cerita lainnya. Yuk, baca novel Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma Unsur Intrinsik Novel Dalam resensi novel Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu mengisahkan kumpulan 11 cerita karya dari Abdullah Idrus tentang masa kolonialisme dan sesudah perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1945. 2. Tokoh dan penokohan Ada banyak tokoh dalam novel Dari Ave Ke Jalan Lain Ke Roma ini seperti Zulbahri yang depresi karena di tinggal pergi istrinya. Wartini yang mencintai lelaki lain, Sanyo yang merupakan penasehat departemen Jepang dan masih banyak lagi tokoh lainnya. 3. Alur Alur yang digunakan dalam novel ini menggunakan alur campuran. Yaitu terdapat alur maju dan alur mundur dalam novel tersebut. Namun, sebagian besar cerita menggunakan alur maju atau progresif. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel yaitu sekitar zaman kolonialisme Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia. Yaitu sekitar tahun 1942-1945. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di Kota Harmoni, kereta api, pasar malam Jepang, Jakarta, Surabaya dan masih banyak lagi latar tempat lainnya. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Dari Ave Maria Ke Jalan Ke Roma menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan gaya bahasa Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan. Dan ada beberapa menggunakan bahasa Jepang. 8. Amanat Novel ini banyak mengajarkan tentang arti kehidupan dari mulai perjuangan, cinta, kesulitan hidup. Tetaplah jadi manusia baik dan berguna untuk masa depan apa pun masalah dan rintangan hidupmu. Setidaknya kamu tidak menjadi beban negara tapi memberikan dampak positif untuk keberlangsungan negara yang adil dan makmur. Unsur Ekstrinsik Novel Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel, diantaranya adalah 1. Nilai Moral Kisah Open yang meski dirinya mengalami berbagai rintangan dalam hidup ia terus bangkit menjadi diri lebih baik. Dan ia membuktikannya dengan menjadi seorang penulis terkenal setelah keluarnya dari penjara. 2. Nilai Sosial Sikap Zulbahri yang mulai sadar akan telah lupa pada bangsa karena masalah pribadinya ia lalu bangkit dan menjadi pejuang yang berada di barisan terdepan. Kelebihan Novel Novel ini memberikan pengetahuan masa kolonialisme Memberikan gambaran kehidupan masa itu dengan latar wan suasan yang tergambar Banyak memberikan pesan moral Memberikan banyak pelajaran tentang arti kehidupan Kekurangan Novel Alur yang di buat kadang ada yang membingungkan Bahasa yang kurang baku dan ada beberapa kata jaman dahulu yang kurang dipahami Ada beberapa bahasa asing Pesan Moral Novel Dari Ave Maria Ke Jalan Lain ke Roma Terakhir dari resensi novel Dari Ave Maria Ke jalan Ke Roma terdapat pesan moral yang terkandung di dalamnya yaitu adalah Mengajarkan tentang arti kehidupan dari mulai perjuangan, cinta, kesulitan hidup. Tetaplah jadi manusia baik dan berguna untuk masa depan apa pun masalah dan rintangan hidupmu. Setidaknya kamu tidak menjadi beban negara tapi memberikan dampak positif untuk keberlangsungan negara yang adil dan makmur. JudulBuku: Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma No. ISBN: 9794072184 Penulis: Idrus Penerbit: Balai Pustaka Tahun Terbit: 1990 Jumlah Halaman: 172 Halaman Tebal Buku: 21 cm Kategori: Jurnal Sastra Bahasa: Indonesia PENGENALAN Abdullah Idrus (lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 - meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawan
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan buku kumpulan cerita pendek dan drama karya Idrus yang diterbitkan pertama kali oleh penerbit Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 1948. Sampai tahun 1997 buku itu telah mengalami cetak ulang sebanyak tiga belas kali. Cetakan ke-28 terbit tahun 2011. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma ini memuat sebelas cerita pendek dan satu drama dalam empat babak yang berjudul "Kejahatan Membalas Dendam".Buku yang memuat kisah-kisah dari zaman Jepang hingga perang revolusi fisik Kemerdekaan RI itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 1 "Zaman Jepang" yang berisi cerpen "Ave Maria" dan drama "Kejahatan Membalas Dendam"; 2 Corat-coret di Bawah Tanah" yang berisi tujuh cerpen "Kota Harmoni", "Jawa Baru", "Pasar Malam Zaman Jepang", "Sanyo", "Fujinkai", "Oh…Oh…Oh!", dan "Heiho"; serta 3 "Sesudah 17 Agustus 1945" yang memuat tiga cerpen "Kisah Sebuah Celana Pendek", "Surabaya", dan 'Jalan lain ke Roma".[1] Novel Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma memiliki kedudukan penting dalam khazanah sastra Indonesia. Hal itu dapat diamati dari tingginya apresiasi masyarakat terhadap buku tersebut. Salah satu cerpen yang dimuat dalam buku itu, adalah cerpen "Heiho" yang dimuat pula dalam buku antologi Cerita Pendek Indonesia susunan Setyagraha Hoerip, Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984. Cerpen "Kota Harmoni" dipilih menjadi bahan pembelajaran sastra oleh Kakilangit Nomor 11, September 1997 yang diulas oleh Agus R. Sarjono berjudul "Idrus Pelopor Pencemooh Indonesia Modern". Cerpen Idrus yang dimuat dalam Kakilangit yang berasal dari buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma itu kemudian dimuat kembali dalam buku Horison, Sastra Indonesia 2 Kitab Cerita Pendek Editor Taufik Ismail dkk., Jakarta Horison dan The Ford Foundation, 2002. Menurut Jassin dalam kata "Pendahuluan", menyatakan bahwa cerita pendek Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma menggambarkan adanya romantis idealisme dan realisme yang penuh epos kepahlawanan. Mula-mula cerita itu kelihatan romantik yang menawan hati, lalu pengarang mencari jalan lain menuju ke "Corat-Coret di Bawah Tanah" dengan kacamata realisme yang diwarnai epos kepahlawanan, tetapi tampak humoris dan akhirnya mengawinkan keduanya pada "Jalan lain ke Roma" yang menggambarkan kesederhanaan hidup". Jika ditinjau dari nilai estetika dan bobot kesusastraan, Jassin menilai bahwa Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma memiliki kualitas sastra dan berhasil menembus pasaran di tengah lautan terbitan pop sekarang dan dapat menjadi satu pulau persinggahan yang nyaman bagi pencinta sastra. Selain memberi kata "Pendahuluan", dalam buku tersebut, Jassin juga mengkritik Idrus dan karya-karyanya yang dimuat dalam kumpulan cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dalam dua artikelnya, yaitu " Idrus Berteori' 1949 dan "Idrus Pengarang Surabaya" 1952 yang dimuat dalam Kesusatraan Indonesia Modern dalam Kritik dan esai II Jakarta Gunung Agung, 1967.
Kitabisa menjadikan sejumlah karya besar sebagai contoh pengecualian ini, termasuk Dari Ave Maria sampai Jalan Lain ke Roma, Kalau Tak Untung, atau judul-judul berita yang sering kita lihat seperti: Wow, Lihat Nasib Artis Ini Sekarang! 3. Perhatikan Kaidah Huruf Kapital pada Kata Ulang.

Oke, mau share nih sinopsis beberapa novel sastra yang pernah aku baca waktu aku duduk di bangku sekolah menengah atas, dan emang sengaja ngerangkum di buat sinopsisnya u/ nambahain nilai BAHASA INDONESIA. Awalnya, aku punya masalah sama nilai bahasa Indo yang selalu rata-rata kkm, dan pengen banget dapet nilai diatas 77 paling enggak 8 keatas lah ahahaa. Dan setelah perundingan panjang lebar serta sedikit ngerayu ibu guru bahasa Indo, akhirnya aku dan temen sebangku beta punya kesempatan buat bagusin nilai bahasa Indo yang pas"an itu, biar dikelas 3 entar nilainya gak terlalu keliatan ngepas aja. Bukan aku aja kok yang nilainya pas"an tapi ada banyak murid lainnya, tapi emang kita berdua yang kerajinan sama pengen bagusin nilai bahasa Indo. Pasti setuju kalo ngecek nilai di raport bagusan mana nilai BAHASA INDONESIA sama BAHASA INGGRIS??? pastinya nilai bahasa inggris, walaupun kalian juga bukan orang bule kan?. Tapi kenapa? apa penyebabnya Bahasa Indonesia nilainya selalu rendah, bahkan lo ngerasa seneng kalo dapet nilai Bahasa Indonesia paling bagus itu rata-rata kkm walaupun ngepas Dari semua mapel yang paling keliatan gampang tapi ternyata paling susah yaa ini nih, satu mapel ini BAHASA INDONESIA. Kalo lagi dijelasin dan diterangin guru itu keliatan gampang banget, nah pas ngerjain soal entah itu soal ulangan harian/UTS/UAS/UN horornya udah kayak soal MATEMATIKA. Dan paling males dari ngerjain soal Bahasa Indonesia adalah. waktu di bagiin soalnya aja udah keliatan lembarannya paling banyak. "MEMBACA" itu sebenernya kunci kalo mau menjadi penerus bangsa generasi muda yang pintar, cerdas, dan sukses. Walaupun udah banyak yang tau kalo membaca dapet nambah ilmu, tapi buktinya kebanyakan orang khususnya di negara kita tercinta ini, Orang-orangnya pada males membaca, tingkat kesadaran untuk membaca juga di Indonesia sangat rendah, beda dengan negara-negara di luaran sana yang udah maju. Maka dari itu, jangan cuman ngeluh kenapa Indonesia belum bisa menjadi negara maju? kalo pada dasarnya aja, pola pikir masyarakat Indonesia belum bisa mencerminkan menjadi masyarakat maju. Apa yang salah dari masyarakat Indonesia saat ini? gak ada yang salah, cuman setau aku kalo mau menjadikan nergara itu menjadi negra maju maka benerin dulu SDM-nya. Kalo kata dosen sosio-ekonomi gue, "buat apa punya sumber daya alam melimpah kalo sumber daya manusianya masih rendah, yang ada sumber daya alamnya bakalan terbengkalai, tidak dapat di olah secara maksimal". yawdah gak usah terlalu dipikirin di kesempatan kali ini kan gue cuman mau share sinopsis novel sastra lama yang berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma *di baca dulu sebelum langsung di copas ya ^^ GENERASI MUDA YANG CERDAS ADALAH GENERASI YANG GEMAR MEMBACA Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Pengarang Idrus Judul cerita pertama adalah 'Ave Maria' dan judul cerita terakhir adalah 'Jalan Lain ke Roma' which explained the title of this book Cerita-cerita yang ada kebanyakan mengandung unsur ironi yang cukup kuat. Kejadian-kejadian tragis maupun menyedihkan yang tak bisa terhindarkan dalam situasi peperangan di mana sebagian orang adalah pejuang sungguhan dan sebagian lagi hanya mencari selamat Pada bagian pertama ialah Ave Maria, Zulbakhri yang mempunyai istri bernama Wartini, sudah delapan bulan mereka menikah tapi belum juga memiliki seorang anak. Walaupun begitu mereka berdua hidup bahagia sebelum kedatangan Syamsu. Dikatakan di surat itu bahwa Syamsu adik dari Zulbakhri akan dating ke Jakarta untuk menuntut ilmu disana. Akan tetapi Zulbakhri bimbang , karena dahalu Wartini dan Syamsu pernah berhubungan sebagai kekasih. Zulbakhri takut akan perasaan istrinya timbul kembali setelah Wartini dan Syamsu bertemu , apalagi mereka akan setiap hari bertemu dirumah. Akhirnya Zulbakhri membicarakan hal itu ke istrinya. Wartini berjanji tidak akan goyah hatinya bila bertemu Stamsu nanti. Tetapi setelah berbulan-bulan Syamsu tinggal disana, kejadian aneh pun terjadi juga, sesuatu yang ditakutkan Zulbakhri itu akhirnya kejadian juga. Waktu Wartinui dan Syamsu senang bermain musik bersama. Kedengaran dari dalam kamar Wartini sedang menangis, entah apa penyebabnya. Wartini dan Syamsu seperti membicarakan suatu hal. Sepertinya Zulbakhri ingin mengetahui apa penyebab istrinya menangis, lalu ia menghampirinya. Kejadian itu membuat suatu keputusan dalam diri Zulbakhri untuk meninggal istirnya itu bersama adiknya. Ya.. mungkin menurut Zulbakhri ia tak pantas mendapatkan Wartini, karena waktu itu ia seperti merampok hati Wartini dari sisi Syamsu. Kata Zulbakhri mereka berdua memang serasi, dan aku pun keluar rumah dan mengembara tak tentu arah. Diperjalannya ia bertemu dengan satu keluarga yang ramah menerimanya untuk sekedar berbincang-bincang. Dan pada suatu hari ia menetapkan hatinya untuk membela tanah air. Zulbakhri pun akhinya memilih untuk jadi barisan jibaku. Judul dari cerita kali ini adalah kejahatan membalas dendam. Diceritakan tokohnya yaitu Ishak seorang pengarang muda, Satilawati gadis tunangan dari Ishak, Kartili seorang dokterteman Ishak, Asmadiputera “meester in de rechten teman Ishak, Suksoro ayah dari Satilawati , pengarang kolot, Perempuan Tua adalah nenek dari Satilawati dukun. Suatu ketika Ishak mengajak Satilawati dan teman-temannya untuk menemuinya. Entah apa yang akan dibicarakan Ishak. Lalu Satilawati datang , perbicaraan antara Ishak dan Satilawati sangat mengaharukan. Ishak berencana untuk pergi yang jauh dari kota ini , berkelana tak tentu arah. Dan membuat Satilawati geram, kata Ishak engkau jangan menungguku karena aku tankan kembali ke sini. Satilawati pun tak menyangka akan keputusan Ishak yang lebih memilih meninggakannya disbanding menikahinya. Kata Satilawati “apa engkau sudah gila? Hanya gara-gara komentar dari saah satu pesaingmu kau ingin meninggalkanku, itu tidak masuk akal. Iya dikatakan dalam karangan Ishak bahwa Pak Orok seorang pengarang mengomentari isi karangannya yang membuat Ishak seperti penghianat rakyat. Satilawati mencoba nyadarkan Ishak untuk tidak menjalakan rencananya , tapi pikiran Ishak tidak sejalan lagi dengan Satilawati, malahan Ishak membenci Satilawati dan perlahan meninggalkan Satilawati berjalan lurus. Kecewanya hati Satilawati saat itu. Sepeninggal Ishak sifat asli Kartili semakin terungkap. Ternyata diam-diam Kartili menaruh hati kepada Satilawati , ia menjelek-jelekan Ishak di muka Satilawati. Tetapi hati Satilawati tak juga goyah , ia tetap mencintai IShak seorang. Di sisi lain ayah Satilawati tidak menyukai Ishak, pikirnya seorang pengarang seperti Ishak tidak mempunyai cukup uang untuk menafkahi anaknya. Alasan itulah yang membuat Pak Suksoro genjar untuk memisahkan mereka berdua. Dengan cara apapun untuk memisahkan anaknya dengan Ishak, dijemputlah adik Pak Suksoro dia adalah seorang dukun, ahli dalam menceraikan pasangan. Tetapi setelah dibicarakan pokok masalahnya perempuan tua itu tidak berniat untuk memisahkan cucunya degan pasangannya itu. Ia bersih keras tidak mau melakukannya , sampai-sampai ia dan Pak Suksoro bertengkar karenanya. Sedangkan Asmadiputera berniat untuk membersihkan nama baik temannya Ishak. Asmadiputera menemui Pak Orok dan ternyata nama Pak Orok itu adalah nama samara dari ayahnya Satilawati. Antara Pak Suksoro dan Asmadiputera terlibat perbincangan yang panas. Pak Suksoro yang mempertahankan pendapatnya, dan Asmadiputera yang tetap membela untuk membersihkan nama baik temannya. Tiada akhirnya perdebatan itu, dan tidak menemukan jalan keluarnya. Tapi Asmadiputera tidak menyerah juga. Perempuan tua itu pulang ke desa di Cianjur tapi alangkah terkejutnya waktu ia tahu didalam gubuk tuanya itu ada seorang pemuda yang sedang asyik menulis sebuah karangan. Pada esok harinya pemuda itu berbicara juga. Ishak keluar dari mulut perempuan itu tanpa sengaja engkau nak Ishak kan?. Dia melihat petani yang bekerja dengan tidak semangat , padahal seharusnya mereka para petani itu harus giat lagi dalam bercocok tanam. Mereka tidak mengetahui bahwa hasil panennya itu diberikan kepada pemerintah untuk member makan para pejuang kita dimedan perang, pemerintah bukan sengaja-ngaja mengambil hasil panen itu untuk dirinya sendiri . jadi para petani juga ikut andil daam memperjuangkan bangsa kita ini dengan hasil padinya. Para petani pun mendengar penejelasan dari Ishak , esok harinya petani-petani itu bertani dengan senang tanpa beban lagi sepertinya. Ishak pun senag juga hatinya melihat kejadian itu . dimulailah lembaran baru bagi Ishak. Pada akhirnya Ishak dan Satilawati di restui oleh Pak Suksoro. Asmadiputera berhasil membuat nama baik Ishak kembali. Karangan Ishak yang waktu itu ditulisnya selama mengembara hendak diterbitkan oleh Asmadiputera. Perempuan tua itu pun telah insaf dari dunia hitamnya, ia membakar ajibatnya. Dan nasib dari dokter Kartili , ia menjadi gila, gila yang sebenarnya. Kejahatan membalas dendam. Bagian kedua buku ini, “Corat-Coret di Bawah Tanah” cerita-cerita dalam bagian dua ini berisi corak baru yang disebut “kesederhanaan baru”. Cerpen “Kota-Harmoni mengetengahkan fragmen dalam sebuah trem. Suasan trem yang penuh sesak, bau keringat dan terasi, memberi gambaran realitas itu. Cerpen “Sanyo” dan “Fujinkai” menunjukkan keterasiangan rakyat Indonesia di negerinya sendiri. Kadir yang tak tahu istilah Sanyo mengira Sanyo sebagai tukang catut, akibatnya ia ditangkap karena dianggap menghina Dai Nipppon dan dituduh mata-mata. Para anggota Fujinkai dengan Amerika, seolah mereka hidup bukan di Indonesia. Dalam perjalanan kereta api antara Sukabumi-Jakarta, kematian seorang penumpang berkaki sebelah yang terjatuh dari atas kereta api di anggap peristiwa biasa. Cerpen “Heiho” mengisahkan seorang laki-laki yang menjadi anggota Heiho karena berharap bisa membela Tanah Air. Namun, oleh istrinya sendiri, ia malah dituding sebagai antek penjajah. Sungguh ironis kondisi lelaki lugu itu yang di akhir cerita, dikisahkan tewas dalam sebuah pertempuran. Dan sang istri, kawin lagi dengan lelaki lain. Setelah Jepang angkat kaki, ia tetap bersikap kritis. Yaitu pada bagian ketiga cerpen ini, “Sesudah 17 Agustus 1945”, pengarang banyak mengkritisi sikap rakyat Indonesia yang mengalami uforia selepas perang. Melalui “Kisah Celana Pendek” yaitu penagrang mencemooh sikap Kusno yang sengsara tapi hidup bangga dengan celana 1001 made in Italy-nya. Pada novelnya “Surabaya”, pengarang menunjukkan sikap skeptisnya, ia seolah tak peduli dengan gegap-gempita revolusi. Pada akhirnya, perang telah melahirkan tokoh absurd seperti Open dalam “Jalan Lain ke Roma”. Open yang mula-mula jadi guru di sekolah rakyat, setelah itu jadi mualim, lantas jadi pengarang, kemudian jadi tukang jahit dan akhirnya sukses.

DownloadFile PDF Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma contoh beberapa sinopsis dan puisi karya Angkatan 45. Dalam buku ini pembahasannya diupayakan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan bahan yang diperlukan siswa. Dengan mempelajari buku ini diharapkan siswa dapat menghargai hasil karya sastra Angkatan 45.
Uploaded byRiechie Cicharitto 100% found this document useful 1 vote6K views1 pageCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 1 vote6K views1 pageSinopsis Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke RomaUploaded byRiechie Cicharitto Full descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Penulisyang termasuk angkatan '45 adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Achdiat K. Mihardja, dan masih banyak penulis lainnya. Karya sastra yang dihasilkan oleh angkatan ini diantaranya yang terkenal adalah Kerikil Tajam, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, Atheis, dan banyak lainnya.

Judul Buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma No. ISBN 9794072184 Penulis Idrus Penerbit Balai Pustaka Tahun Terbit 1990 Jumlah Halaman 172 Halaman Tebal Buku 21 cm Kategori Jurnal Sastra Bahasa Indonesia PENGENALAN Abdullah Idrus lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus. Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu. Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain. Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan angkatan ’45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh tempat terhormat dalam dunia satra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang dikukuhkan dalam bukunya. Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkena dengan sastra seperti Teknik Mengarang Cerpen dan Internasional Understanding Through the Study of Foreign Literature. SINOPSIS Novel ini berisi sekumpulan cerita yang tidak saling berhubungan tetapi memiliki setting yang sama, yaitu masa perjuangan Indonesia yang berkisar sekitar pendudukan Jepang sampai kedatangan Sekutu. Berikut beberapa judul yang ditulis oleh Idrus, yaitu Ave Maria, Kejahatan Membalas Dendam, Kota Harmoni, Jawa Baru, Pasar Malam Jaman Jepang, Sanyo, Fujinkai, Oh..oh..oh..!, Heiho, Kisah Celana Pendek, Surabaya, dan Jalan Lain ke Roma. Dari sekian banyak kisah yang ditulis oleh Idrus dalam novel ini ada salah satu judul yang menarik perhatian kami. Dalam kisah tersebut Idrus mengisahkan seorang jurnalis bernama Ishak yang memiliki pemikiran berbeda dari jurnalis lainnya. Ishak merupakan sosok orang yang cukup konsisten dan tidak menyerah dalam mempertahankan idealisme dan menggapai cita-citanya. Dia rela meninggalkan tunangannya yang bernama Satilawati dan dia dianggap sebagai seorang pengecut. Disamping itu Pak Sukroso ayah Satilawati tidak menyukai hubungan mereka. Beliau membenci Ishak dan menganggap bahwa Ishak tidak berbakat menjadi seorang pengarang atau jurnalis. Sebenarnya Satilawati sangat mencintai Ishak yang apa adanya. Meskipun hubungannya ditentang oleh ayahnya, Satilawati tetap mengharapkan Ishak kembali. Hingga pada suatu hari, Pak Sukroso meminta bantuan bibinya seorang perempuan paruh baya yang datang dari Cianjur. Perempuan paruh baya tersebut adalah seorang dukun masyhur dalam menceraikan orang. Namun, perempuan paruh baya itu menolak untuk memisahkan Satilawati dari Ishak, karena ia tau cucunya Satilawati sangat mencintai Ishak. Keunggulan Kisah dalam novel ini sangat imajinatif dan tergambarkan dengan jelas sehingga kita dapat merasakan suasana yang dijabarkan Idrus. Cerita dalam novel ini sangat berjiwa nasionalis dan penuh makna. Begitu banyak pelajaran hidup yang dapat kita peroleh. Ketika kita membaca novel ini, kita akan merasa seolah-olah kita sedang mengalami perjalanan pada masa pemerintahan Jepang dan Sekutu masih berkuasa di Indonesia. Selain itu, sampul novel ini sangat menarik perhatian sehingga tertantang untuk membacanya. Kekurangan Bahasanya yang cukup sulit dipahami karena menggunakan bahasa Melayu dan baku sehingga kami para generasi zaman sekarang sedikit kesulitan memahami cerita yang ada dalam novel ini. Referensi Anggota Kelompok Eka Wahyuningtyas13514444 Putri Elena S. 18514594 Saras Zettira Pratiwi 1A514046 Windy Noviyanti519 1C514282

.
  • ecx09q9d7y.pages.dev/923
  • ecx09q9d7y.pages.dev/859
  • ecx09q9d7y.pages.dev/965
  • ecx09q9d7y.pages.dev/740
  • ecx09q9d7y.pages.dev/832
  • ecx09q9d7y.pages.dev/82
  • ecx09q9d7y.pages.dev/911
  • ecx09q9d7y.pages.dev/347
  • ecx09q9d7y.pages.dev/108
  • ecx09q9d7y.pages.dev/294
  • ecx09q9d7y.pages.dev/692
  • ecx09q9d7y.pages.dev/140
  • ecx09q9d7y.pages.dev/110
  • ecx09q9d7y.pages.dev/439
  • ecx09q9d7y.pages.dev/604
  • sinopsis dari ave maria ke jalan lain ke roma